Wednesday, March 24, 2010

Sajak Rumi

LAGU SERULING BAMBU

Dengar lagu seruling menyampaikan kisah pilu perpisahan
Tuturnya, “Sejak bercerai dari indukku pohon bambu rimbun
Ratap tangisku membuat lelaki dan wanita mengaduh
Agar kepiluan dan kobaran berahi cinta dapat kupaparkan

Kuingin sebuah dada koyak sebab terasing dari dia yang dicinta
Setiap orang yang tinggal jauh dari negeri kelahirannya
Akan selalu merindukan saat-saat ketika masih bersatu dengannya
Dalam setiap perjamuan kunyanyikan nada-nada senduku

Aku duduk bersama mereka yang riang dan sedih
Walau rahasia laguku tak jauh dari asal ratapku
Apa ada telinga mendengar dan mata memandang?
Tubuh tak terdinding dari roh, pun roh tak terdinding dari tubuh
Namun tak seorang di dunia diperbolehkan melihat roh

Riuhnya suara seruling adalah kobaran api, bukan desir angin
Mereka yang tak punya api akan sia-sia hidupnya
Inilah kobaran api cinta yang tersembunyi dalam seruling
Inilah bara semangat cinta yang dikandung arak anggur

Seruling adalah kawan ia yang terpisah dari sahabat karibnya
Lagunya menyayat kalbu kami: Siapa pernah lihat racun
Dan obat penawarnya menyatu dalam dirinya seperti seruling?
Siapa pernah lihat orang sedih yang sekaligus pencinta
Menuturkan rindu dendam seperti seruling

3 comments:

kelompen said...

salam..
puisi tentang rindu yg dikupas ke makna hati, yang menyaring rasa kesufian. aku suka..

abuyon said...

salam sahabat,

Ada sesuatu yang bergelodak
dalam hatiku bila tertera
seruling

fauzi rashid said...

salam sajak sufi
aku merasakan betapa pilunya seruling yang dipisahkan dari induknya...ratapan rindunya cukup menusuk...dan ini dapat dirasai oleh mereka yang sufi...mengambil tamsil dari zahir....