SELUBUNG CINTA
Kini seluruh diriku diselubungi Cinta,
kini seluruh diriku bebas dari kepentingan apa pun.
Kuhancurkan semua berhala yang berasal dari empat anasir tubuh
Sekali lagi aku menjadi Muslim, sabuk Nasrani kutinggalkan
Sesaat aku berputar mengelilingi sembilan cakrawala
Kuedari bintang-bintang, masing-masing menurut sumbunya
Sesaat aku gaib, tinggal bersamanya di sebuah ruang
Aku berada tidak jauh dari negerinya, kupandang yang mesti kupandang
Aku hadir di penjara dunia karena niat yang baik
Mana penjara itu kini? Mana tempat yang kekayaaanya telah habis kucuri?
Aku datang karena lebih baik tinggal dalam sangkar
Bersama kawan-kawanku, tak betah aku di taman mawar yang sepi
Dalam penjara kusaksikan dia yang molek seperti Yusuf
Aku senang istirah di tempat kurungan ini
Seperti bayi di dalam rahim, aku dibawa oleh darah ke dunia ini
Manusia lahir hanya satu kali, aku lahir berulang kali
Kau bahagia dan mabuk disebabkan anggur,
Aku riang dan mabuk bukan disebabkan anggur!
Kau tersenyum dengan bibir, aku tanpa bibir
Selubung ini telah kucabik berulang kali dengan tanganku
Bersama para rahib di biara kurubah malam menjadi siang
Dengan para biksu aku tidur di pagoda di bawah kaki berha;a
Aku adalah pencuri yang terperdaya dan menanggung sakit yang pedih
Aku awan dan hujannya, aku tercurah ke taman-taman
Tidak pernah debu fana’. berkumpul di jubahku, O Darwisy!
Karena itu kupetik berkuntum-kuntum bunga di taman mawar baqa’
Aku bukan dari air atau pun api, bukan tidak dari angin bertopan
Aku bukan debu dari lukisan dirimu, bukan Syamsi Tabriz
Aku adalah cahaya murni dan asali.
No comments:
Post a Comment